anAk_baRu

DAMPAK REDOMINASI TERHADAP SEKTOR PARIWISATA

DAMPAK REDOMINASI TERHADAP SEKTOR PARIWISATA

Wacana Redenominasi Munculkan Kepanikan (wacana 1)

Selasa, 03 Agustus 2010 19:58 WIB

JAKARTA-MI: Anggota Badan Anggaran DPR Bambang Soesatyo mengatakan, Wacana redenominasi rupiah bisa menimbulkan panik dalam masyarakat kita, karena bisa disalahtafsirkan sebagai sanering atau pemotongan nilai uang, di Jakarta, Selasa (3/8).

Bank Indonesia telah melontarkan wacana kemungkinan dilakukan redenominasi rupiah. Redenominasi adalah pengurangan nilai pecahan mata uang tanpa mengurangi nilainya. Bentuk redenominasi rupiah yang tengah digagas BI adalah menghilangkan tiga angka nol terakhir. Jadi pecahan Rp1.000 akan menjadi Rp1. BI telah melakukan studi banding ke negara-negara yang telah melakukan redenominasi nilai mata uangnya serta Turki dan Rumania.

BI menegaskan, redenominasi tidak sama dengan sanering atau pemotongan nilai mata uang. Dalam redenominasi mesti tiga angka nol terakhir dihilangkan, tetapi nilainya tetap sama.

Menurut BI, uang dengan nominal besar seperti sekarang kurang efisien serta merepotkan pembayaran. Karena itu, kebijakan redenominasi tersebut diharapkan akan bermanfaat besar bagi perekonomian yang akan membuat pencatatan dan pembukuan akan lebih efisien.
Menurut Bambang, sebagai Gubernur BI yang baru, Darmin mestinya memprioritaskan upayanya menurunkan suku bunga untuk kredit investasi dan kredit modal kerja bagi pemulihan kinerja sektor riil dalam negeri, merancang pembiayaan usaha khusus yang bisa diserap UMKM, mewaspadai dan mengelola gelembung 'hot money' serta 'memaksa' pemodal dan pemilik asing dalam industri perbankan aktif membiayai investasi baru.
"Salah satu aspek paling utama yang harus dikerjakan Darmin saat ini adalah segera memperkecil 'spread' bunga deposito dan bunga kredit untuk kegiatan produktif, agar penurunan suku bunga segera terwujud," katanya.


BI: Redenominasi Bukan Pemotongan Uang (wacana 2)

Selasa, 3 Agustus 2010 19:52 WIB | Ekonomi & Bisnis | Moneter | Dibaca 5372 kali

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih, Darmin Nasution, menegaskan bahwa redenominasi rupiah bukanlah sanering atau pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang.

"Redenominasi sama sekali tidak merugikan masyarakat karena berbeda dengan sanering atau pemotongan. Dalam redenominasi nilai uang terhadap barang tidak akan berubah, yang terjadi hanya penyederhanaan dalam nilai nominalnya berupa penghilangan beberapa digit angka nol," jelas Darmin di Jakarta, Selasa.


Darmin mengemukakan, redenominasi biasanya dilakukan dalam kondisi ekonomi yang stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat, sedangkan sanering adalah pemotongan nilai mata uang dalam kondisi perekonomian yang tidak sehat, yaitu dengan memotong nilai uangnya saja. Menurut Darmin, redenominasi akan menyederhanakan sistem akuntasi dalam sistem pembayaran tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.


"BI belum akan menerapkan redenominasi dalam waktu dekat ini karena BI menyadari bahwa redenominasi membutuhkan komitmen nasional serta waktu dan persiapan yang cukup panjang,"katanya.

Beberapa faktor yang mendukung suksesnya pelaksanaan redenominasi adalah ekspektasi inflasi yang berada pada kisaran rendah dengan pergerakan yang stabil, stabilitas perekonomian yang terjaga serta adanya jaminan terhadap stabilitas harga serta adanya kebutuhan dan kesiapan masyarakat.

Mengapa Redenominasi Penting (wacana 3)

Oleh: Syarkawi Rauf (Regional Chief Economist BNI)

Kebijakan redenominasi merupakan hal yang lumrah dilakukan dan bahkan beberapa negara telah melakukannya beberapa kali dalam rentang waktu 50 tahun terakhir. Sebagai contoh, sejak tahun 1960 hingga sekarang, terdapat 61 negara yang melakukan redenominasi dan paling terakhir dilakukan Turki tahun 2005, Slovenia (2006), dan Nigeria (2008).


Lalu apa yang perlu dikhawatirkan dari kebijakan redenominasi? Sejatinya redenominasi mata uang bertujuan untuk mempermudah penggunaan mata uang dalam setiap kali transaksi, memudahkan pemahaman masyarakat dalam penggunaan uang sebagai alat transaksi, dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan mata uang. Namun demikian, setiap kebijakan pasti memiliki ongkos ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung, apa lagi jika penerapan suatu kebijakan dilakukan secara terburu-buru tanpa proses sosialisasi yang panjang.

Urgensi Redenominasi

Secara teoritis, uang memiliki fungsi yang paling dasar sebagai medium of exchange (alat pertukaran). Uang berperan memfasilitasi proses transkasi antara penjual dan pembeli dengan biaya pertukaran (transaction cost) sekecil mungkin, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membawa uang dari rumah ke pasar. Ibu rumah tangga tidak perlu menyewa body guard ketika berbelanja ke pasar karena membawa uang dalam jumlah banyak.


Pecahan uang yang besar dengan harga barang yang juga tinggi menyebabkan perputaran uang menjadi terhambat dan pertukaran menjadi tidak efisien yang selanjutnya melalui berbagai jalur transmisi menyebabkan perkembangan perekonomian menjadi terhambat. Selain itu, pecahan uang yang besar menyebabkan tingginya biaya dalam mencetak dan mendistribusikannya.


Melalui faktor psikologis, pecahan uang yang besar juga berdampak pada inflationary expectation (ekspektasi inflasi). Implikasi dari rendahnya kredibilitas mata uang rupiah secara internasional adalah terjadinya currency substitution atau peralihan penggunaan rupiah dalam setiap transaksi ke dolar AS. Currency substitution dalam skala tertentu sebenarnya sudah terjadi di Indonesia, di mana pembelian untuk produk-produk tertentu menggunakan dolar AS karena transaksi menggunakan rupiah tidak efisien, rendahnya kredibilitas mata uang rupiah, dan sulitnya melakukan konversi dari rupiah ke dolar AS. Fenomena seperti ini tidak mustahil terjadi secara luas jika tidak diantisipasi lebih awal.


Redenominasi diperlukan untuk mengantisipasi kesepakatan integrasi ASEAN secara penuh menuju pembentukan mata uang tunggal ASEAN pada 2015. Meskipun penyatuan mata uang masih membutuhkan upaya keras untuk menyamakan beberapa indikator ekonomi utama antarnegara di ASEAN dan juga membutuhkan kesepakatan politik antarpemerintah (masyarakat) negara-negara ASEAN, namun hal ini tetap harus diantisipasi sehingga nilai konversi rupiah tidak terlalu besar. Hal yang sama juga pernah ditempuh oleh negara-negara Eropa seperti Slovenia, Belgia, Jerman, Irlandia, Austria, dan Hungaria yang meredenominasi mata uangnya sebelum bergabung ke Euro.

Analisis Dampak Redenominasi Terhadap Sektor Pariwisata

setiap suatu kebijakan dari negri ini pasti akan menimpulkan pro-kontra. Pada wacana kebijakan redenominasi banyak yang menentangnya namun tidak sedikit pula yang mendukung hal tersebut. Pada kali ini akan dibahas mengenai dampak redenominasi pada sektor pariwisata.

Berdasarkan kumpulan cuplikan berita diatas, dapat dianalisis bahwa walaupun kebijakan redenominasi merupakan momok yang menakutkan bagi masyarakatkan yang tidak mengerti serta menyamakannya dengan istilah sanering namun bagi sektor pariwisata hal ini dapat membawa dampak yang baik.

Menurut salah satu tanggapan pembaca yang pernah saya baca mengungkapkan bahwa rupiah dikenal sebagai mata uang yang lemah di mata ekonomi dunia, pergeseran 0,001 uang dolar sudah mampu mempengaruhi ekonomi Negara Indonesia karena hal tersebut sudah memindahkan 1 lembaran uang negara (lembar seribu).

Dalam hal pariwisata, warga asing menganggap rupiah mahal karena dalam hal perhitung menggunakan kalkulator terdapat banyak digit dan harga 1 soft drink kecil adalah Rp 6.500 padahal di negara mereka harganya beberapa sen saja, sehingga mereka enggan membelinya.
Dalam bidang software banyak software tidak mengakomodasi digit yg banyak sehingga banyak software keuangan tidak banyak berfungsi di Indonesia.

Redenominasi dapat berjalan lancar jika tingkat inflasi pra dan pasca redenominasi bias dijaga stabil. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pecahan terkecil dalam jumlah yang cukup. Hal itu perlu dilakukan agar tidak terjadi inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga barang akibat pembulatan harga yang terlalu besar. Sosialisasi juga berperan penting, Turki memerlukan waktu 10 tahun agar proses redenominasi berjalan lancar.

Jika kebijakan redenominasi berjalan lancar maka kurva supply-demand dalam sektor pariwisata akan akan berubah, hal ini dikarenakan turis asing meningkat. Peningkatan ini dapat diprediksikan berdasarkan dampak psikologis yang dialami para turis asing. Jika sebelumnya mereka enggan membeli produk yang ada di Indonesia dengan menggunakan rupiah karena dianggap mahal, maka setelah di redenominasi angka yang tertera pada rupiah akan sama dengan angka pada mata uang asing. Meningkatnya turis asing maka akan meningkatkan devisa Negara, maka pendapatan masyarakat akan bertambah. Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh kurva supply-demand sebagai berikut :




Harga Cabai Turun Hingga 25 Persen

Ahad, 18 Juli 2010, 15:58 WIB


cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Harga cabai di pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi turun. Menyusul meningkatnya pasokan ke pasar ini.

"Harga cabai sekarang sudah mulai turun pasokan cabai pun sepertinya akan normal kembali" kata pedagang cabai di Pasar Induk Cibitung, Beje (41), Ahad (18/7). Menurutnya harga satu kilo cabai rawit menjadi RP 20 ribu sebelumnya RP 25 ribu. Cabai merah kriting turun dari RP 40 ribu menjadi RP 30 ribu per kilo. Sedangkan harga cabai hijau besar per kilo RP 11 ribu.

Menurut perhitungan pedagang menjelang bulan Ramadhan nanti harga cabai akan mulai stabil kembali. Penjual makanan pecel lele di Pekayon, Kota Bekasi, Suningsih (32) mengaku terpaksa berbelanja cabai ke pasar induk Cibitung. Sebab harga cabai di pasar itu sudah mulai turun.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman saat ditemui di acara peringatan Hari Pasar Bersih Nasional ke-3 di pasar induk Cibitung mengatakan para pedagang dan pembeli tidak perlu panik dengan kenaikan harga cabai.

Menurutnya dari kementrian pertanian menyampaikan bahwa petani cabai sudah mulai panen. Sehingga suplai cabai akan banyak dan harga akan turun. Pada akhir Juli hingga Agustus nanti para petani cabai akan melaksanakan panen.

"Saya rasa di daerah lain tidak sesibuk di Jabodetabek terkait kenaikan harga cabai" ujarnya kepada wartawan disela mengunjungi pedagang pasar induk Cibitung. Ardiansyah juga menjamin bahwa harga cabai tidak akan naik menjelang dan saat memasuki bulan Ramadhan. "Masyarakat tidak perlu khawatir" ujarnya.

Seperti yang kita ketahui, harga sembako terutama cabai akhir-akhir ini mengalami kenaikan harga yang membuat masyarakat terutama golongan kecil meringis. Bagaimana tidak, harga satu kilo cabai rawit yang biasanya berkisar antara Rp 10.000, cabai merah keriting Rp 15.000 dan cabai hijau besar Rp 12.000. Harga tesebut kini menjadi cabai merah keriting Rp 40.000, cabai rawit Rp 30.000 dan cabai hijau Rp 25.000

Kenaikan harga cabai disebabkan karena produksi cabai yang berkurang. Panen cabai kali ini banyak mengalami kegagalan hal ini dikarenakan faktor cuaca. Curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan bunga tanaman cabai dan tanaman cabai menjadi busuk. Menurut Dekan Pertanian Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY), Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP Terkait dengan sistem budidaya yang dilakukan petani cabai, “kebanyakan petani berani mengambil risiko untuk mendapatkan produksi cabai yang tinggi. Petani seringkali menanam cabai lagi setelah panen dengan maksud agar segera memperoleh hasil panen yang tinggi. Namun hal tersebut dapat menyebabkan siklus organisme pengganggu tanaman misalnya hama tanaman tidak berhenti. Siklus hama yang tidak berhenti dapat mempercepat kerusakan tanaman belum lagi curah hujan yang masih tinggi selain merusak bunga tanaman,”paparnya.

Untuk mengatasi kelangkaan serta kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan, maka pasokan cabai harus meningkat. Agar panen cabai tidak gagal seperti saat ini, maka dapat dilakukan beberapa cara pencegahannya, antara lain:

1. Untuk mengantisipasi pola iklim yang sulit ditebak tetapi tetap memproduksi cabai tinggi, petani bisa melakukan pola tanam out system atau di luar masa tanam di bawah naungan. Maksudnya dibawah naungan yaitu dengan menyediakan atap pada lahan tanaman cabai misalnya dengan menggunakan atap plastik. Sehingga tanaman tidak akan busuk walaupun curah hujan sedang tinggi.

2. Agar siklus bakteri pengganggu tanaman terputus petani diharapkan tidak langsung menanami kembali setelah masa panen. Hal ini untuk memberi masa atau jeda agar hama tanaman tidak terus berkembang. Atau jika tetap menginginkan untuk menanam bisa dilakukan dengan sewa lahan agar lebih aman. Setelah panen kemudian petani menyewa lahan lainnya.

Analisa:

Jika langkah-langkah tersebut diterapkan atau tidak terjadi kelangkaan pada tanaman cabai, maka menjelang bulan Ramadhan harga cabai diharapkan dapat kembali stabil. Hal ini dikarenakan jumlah pasokan meningkat. Hal ini dapat dilihat pada kurva dibawah berikut.



Jika pasokan (supply) meningkat serta permintaan (demand) juga meningkat, maka harga akan naik. Demand pada saat bulan ramadhan dan menjelang hari raya akan meningkat, namun jika diimbangi dengan pasokan barang yang juga meningkat maka diharapkan harga barang tersebut tidak terlalu mahal ataupun stabil.

· http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/07/18/125291-horee harga-cabai-turun-hingga-25-persen

· http://www.umy.ac.id/gagal-panen-picu-kenaikan-harga-cabai.html


Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Peta lokasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Koordinat antara 0053’ - 1041’ LS dan 103023’ - 104031’ BT.


Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 5.443 km² dengan populasi 176.771 jiwa. Ibu kotanya ialah Muarasabak. Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan, meliputi 20 kelurahan dan 73 desa (pemekaran kecamatan tahun 2004). Bersama dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk dari pemekaran kabupaten Tanjung Jabung berdasarkan UU Nomor 54 tahun 1999. Sebagai daerah baru terbentuk tentunya sangat membutuhkan pendanaan yang cukup besar untuk membangun infrastruktur yang belum ada dan atau sangat minim.

Berdasarkan harian umum PELITA pada tanggal 11 Juni 2010 “Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merupakan salah satu daerah di Provinsi Jambi yang angka kemiskinannya cukup tinggi. Pada tahun 2005 lalu, angka kemiskinan dan hampir miskin di daerah Ini tercatat 19.392 jiwa. Atau, sekitar 36,12% dari jumlah rumah tangga keseluruhan. Sedangkan pada tahun 2008. jumlah rumah tangga miskin sudah menunjukan grafik penurunan signifikan. 7.508 rumah tangga, atau 13,97%”. Bupati Tanjung Jabung Timur Drs.H.Abdullah Hich Minggu (30/5-2010) mengatakan, permasalahan yang dihadapi penduduk miskin di daerahnya tak jauh berbeda dengan kondisi kemiskinan di daerah lain di Prov Jambi, kondisi kemiskinan itu diakibatkan karena keterbatasan untuk memenuhi kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau. Sedangkan tingginya angka kemiskinan tersebut dikarenakan sebab belum diperolehnya pelayanan kesehatan yang bermutu, pelayanan pendidikan dan dasar bermutu, disamping juga terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha.

Secara umum kabupaten ini merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi berciri spasifik lahan gambut pasang surut. Sektor pertanian Kabupaten Tanjung Jabung Timur berperan cukup besar terhadap pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Sekitar 80% penduduk Kabupaten Jabung Timur berusaha disektor pertanian. Daerahnya yang terletak dibagian timur menjadikan Kabupaten ini sebagai pintu ekspor-impor Provinsi Jambi.


Potensi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikenal sebagai penghasil minyak dan gas terbesar di Provinsi Jambi saat ini. Daerah dengan tekstur sebagian besar rawa ini juga dikenal dengan penghasil pertanian dan perkebunan yang cukup menjanjikan. Selain itu sektor perikanannya juga merupakan terbesar di Provinsi Jambi. Dari segi pangan, kabupaten ini sudah surflus hingga mencapai 70,3 persen tanaman padi tahun ini. Ini artinya kebutuhan lokal terpenuhi dengan kelebihan sekitar seratus ribu ton. Dari sisi pendidikan, sudah dibangun balai pembibitan ternak sapi dan rumenancia di Kecamatan Mendahara Ulu. BPT ini akan difungsikan sebagai laboratorium dan pusat studi praktikum siswa SMK atau mahasiswa. Upaya ini sejalan dengan dikirimnya 25 orang putra-putri Tanjabtim ke Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Jogyakarta. Pemkab terus mengupayakan agar dasar-dasar terbentuknya kawasan perekonomian dengan aktifitas dan arus investasi yang kondusif dapat diwujudkan sesegera mungkin. Sehingga generasi mendatang hanya perlu menjaga kesinambungan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah lumbung pangan sekaligus kawasan yang menjanjikan bagi masa depan mereka.


Kendala kondisi alam dan infrastruktur di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

1. Jumlah Lahan sawah didominasi lahan gambut pasang surut mudah diolah dengan sistim TOT, sekaligus bermasalah Sulfat Masam, keasaman tinggi, racun Pirit serta mudah rusak dan kering/overdrain.

2. Dari segi biofisik kendalanya antara lain rendahnya tingkat kesuburan dan Ph tanah, adanya zat-zat beracun (Pirit) dan lapisan gambut yang tebal.

3. Dari segi sosial ekonomi kendalanya antara lain keterbatasan modal dan rendahnya pemahaman petani tentang pengelolaan lahan pasang surut agar diperoleh hasil yang optimal.

4. Baik lahan pasang surut maupun rawa lebak yang diusahakan petani memiliki prasarana tata air yang relatif sangat minim dan tidak terawat.

5. Sarana angkutan produksi dominan masih perahu/kapal motor

6. Skala dan intensitas usaha pertanian tanaman pangan hortikultura serta hasil mutu produk masih rendah

7. Jumlah PPL 57 orang, termasuk PPL Kontrak 3 orang, membina 787 kelurahan Tani di 73 desa dan 20 kelurahan dalam 11 wilayah kecamatan.

8. Perbankan: BRI Unit 2 Buah, Bank Jambi Cabang Pembantu 1 Buah, serta 241 unit Koperasi.


Saran penulis untuk mengatasi kemiskinan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Ø Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang merupakan gerbang ekpor-impor bagi Provinsi Jambi, dapat dimanfaantkan dengan cara membuat pelabuhan yang memadai sehingga menjamin kegiatan ekpor-impor berjalan lancar dan menciptakan kesempatan bagi warga sekitar untuk membuat lapangan pekerjaan.

Ø Mencari investor yang tepat agar dapat mengelola potensi alam yang terdapat didalam kabupaten tersebut, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Investor yang berinvestasi diharapkan dapat mengelola SDA dengan baik serta turut mengikutsertakan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai pengelola, bukan hanya sebagai pekerja.

Ø Menyiapkan SDM yang berasal dari putra putri daerah dengan membangun pendidikan formal maupun informal yang berkualitas dan terjangkau. Seperti halnya pesantren, sekolah umum bahnkan universitas sehingga pelajar Kabupaten Tanjung Jabung Timur tidak perlu keluar kota.

Ø Membangun lembaga-lembaga yang bertugas untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan, pengelolahan SDA serta pendidikan hingga ke pelosok desa.

Ø Membangun jalan, transportasi umum ataupun jembatan untuk memperlancar rutinitas masyarakat sehingga membantu perkembangan perekonomian daerah tersebut.

http://www.tanjabtimkab.go.id/

http://disperta.jambiprov.go.id/content.php?KabupatenTanjungJabungTimur

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=94298

GDP (Gross Domestic Product)


Pengertian NI, GNP, GDP

NI (National Income) adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu yang dinyatakan dengan satuan uang

GNP (Gross National Product) atau PNB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu yang diukur dengan satuan uang, di mana penghasil barang dan jasa tersebut adalah penduduk/Warga negara di dalam negeri di tambah penduduk/warga negara tersebut di luar negeri

GDP (Gross Domestic product) atau PDB dihitung dengan cara menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang bersangkutan di dalam negeri ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan

GDP (Gross Domestic product)

GDP merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karenanya jika GDP/pertumbuhan ekonomi tinggi, ini merupakan sinyal yang baik untuk berinvestasi di negara tersebut

Pengukuran GDP

Berdasarkan sirkulasi kegiatan ekonomi, GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:

1. Total nilai dari aliran produk akhir

2. Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi output

Karena profit merupakan konsep residu, maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP yang sama

Masalah Double Counting

Untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda, perhitungan GDP:

· hanya memasukkan nilai produk akhir yang dihasilkan dan dijual untuk konsumsi dan investasi (nilai penjualan) dan bukan produk antara.

· Hanya memperhitungkan total earnings – sebagai penjumlahan dari nilai tambah (value added) di seluruh tahap produksi

Metode Perhitungan (GDP)

Menghitung nilai pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran para pelaku ekonomi (Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh JM Keynes). Sehingga persamaan identitasnya adalah :

Y = GDP º C + I + G + (X-M)

Dimana C : konsumsi

I : Investasi (swasta)

G : pemerintah

X : ekspor

M : impor

a. Hubungan antara C dengan I

Semakin banyak investor (I) yang datang maka lapangan pekerjaan yang ada akan semakin banyak, sehingga penduduk memiliki penghasilan yang menyebabkan konsumsi (C) meningkat.

b. Hubungan antara C dengan G

Pada negara Indonesia, pemerintah (G) berperan sebagai pengatur nilai harga barang pokok seperti SEMBAKO dan BBM. Jika harga tersebut tinggi maka nilai konsumsi (C) menurun, maka pemerintah memberikan subsidi agar nilai konsumsi di Negara tersebut meningkat.

c. Hubungan antara C dengan X dan M

Jika ekspor (E) meningkat maka produktivitas suatu Negara untuk menghasilkan sesuatu tinggi, hal ini bearti membuka banyak lapangan pekerjaan dan banyak penduduk yang memiliki penghasilan sehingga nilai konsumsi (C) meningkat. Sebaliknya jika nilai impor (I) yang meningkat bearti produktivitas suatu Negara rendah yang mengakibatkan nilai konsumsi menurun.

HUBUNGAN GDP & GNP

GNP = GDP + (IR – IP)

Ø IR = pendapatan faktor produksi yang diterima dari luar negeri (factor income received form abroad)

Ø IP = pembayaran faktor produksi ke luar negeri (factor income paid to abroad)

Ø (IR – IP) = pendapatan faktor produksi neto yang diterima dari luar negeri (net factor income received form abroad)

Jika pendapatan faktor produksi neto yang diterima dari luar negeri (IR – IP) :

Positip à GNP > GDP

Negatip à GNP <>

Nol à GNP = GDP

Hubungan GDP, NI, DI




GDP AKTUAL DAN POTENSIAL

Tujuan Utama dari Kegiatan ekonomi adalah menyediakan barang dan jasa yang masyarakat inginkan. Meskipun fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek terjadi pada naik-turunnya siklus bisnis, namun dalam jangka panjang perekonomian tumbuh “mantap” dalam jangka panjang baik peningkatan GDP riil maupun standar hidup. Proses ini dinamakan pertumbuhan ekonomi.

GDP Potensial menunjukkan tingkat output maksimum yang berkesinambungan (maximum sustainable level of output) yang mampu diproduksi oleh perekonomian suatu negara.

Output potensial ditentukan oleh kapasitas produksi dalam suatu perekonomian, yang bergantung pada input yang tersedia (capital, labor, land, etc) dan efisiensi teknologi dalam suatu perekonomian

GDP aktual menggambarkan tingkat output yang bisa dihasilkan dalam suatu perekonomian dengan kendala adanya perubahan siklus bisnis yang mungkin berubah secara cepat mengikuti perubahan bisnis dalam jangka pendek baik internal maupun eksternalnya

GDP Potensial cenderung tumbuh secara mantap (steady growth) karena input seperti labor, capital dan tingkat teknologi berubah sangat lambat sepanjang waktu, sementara GDP aktual tidak, mengikuti pola siklus bisnisnya.

Saat Perekonomian beroperasi pada kondisi potensialnya, penggunaan faktor produksi yang ada (angkatan kerja dan cadangan modal) telah berada pada keadaan penuh (full employment)

Selama perekonomian mengalami penurunan, GDP aktual berada pada kondisi GDP potensialnya akibatnya pengangguran meningkat.

Periode resesi adalah periode dimana output, income dan employment yang dihasilkan turun secara signifikan, yang biasanya terjadi minimal 6 bulan dalam satu tahun dan ditandai oleh terkontraksinya seluruh sektor perekonomian.




rosihan01.googlepages.com/Makro_12_PerekonomianTerbuka.ppt

repository.binus.ac.id/content/O0022/O002245323.ppt

rosihan.lecture.ub.ac.id/files/2009/06/makro_04_pendapatannasional.ppt

ILMU EKONOMI

Kata ekonomi (economy) berasal dari kata Yunani yang mengandung arti “one who manages the household”. Arti ini secara literal berasal dari dua suku kata yang selama ini kita pahami, oicos dan nomos. Sedangkan ilmu ekonomi atau ekonomika atau economics adalah ilmu yang mempelajari manajemen rumah tangga tersebut. Menurut Lipsey et al. (1999) definisi ekonomika adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang masalah ekonomi. Lebih lanjut, menurut Lipsey, definisi yang cukup baik adalah menurut Alfred Marshall yang mengartikan political economy atau economics sebagai sebuah studi tentang manusia dalam urusan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain ekonomika adalah sebuah studi tentang penggunaan sumber daya yang langka (scarce) untuk memenuhi keinginan manusia (yang tidak terbatas).

Masalah ekonomi timbul sebagai akibat adanya kenyataan-kenyataan :

1. Jumlah dan macam ragam kebutuhan manusia sangat banyak, dan

2. Alat pemuas kebutuhan, relatif dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut, sangat terbatas.

v Mikroekonomi dan Makroekonomi

Berdasarkan tingkat agregasi pada unit agen ekonomi antara ekstrim individual dan kelompok (group), sudut pandang analisis ilmu ekonomi dapat dikategorikan menjadi dua : mikroekonomi dan makroekonomi.

a. Mikroekonomi

fokus kepada aspek harga dan kuantitas pada suatu pasar barang atau jasa, bagaimana keseimbangan dan alokasi sumber daya antar pasar terjadi. Salah satu temuan ekonom abad XVIII adalah konsep penting harga sebagai sinyal alokasi dan realokasi sumber daya dalam suatu pasar dan antar pasar yang independen. Ini yang kemudian dikenal dengan sistim alokasi sumber daya yang efisien oleh Adam Smith dengan istilah adanya „the invisible hand. Lebih lanjut, konsepsi harga atau lebih tepatnya harga relatif menjadi analisis sentral dalam analisis mikroekonomi. Pendalaman konsep efisiensi ini akan dilakukan pada bagian pasar dan efisiensi ekonomi.

b. Makroekonomi

Adalah analisis yang mengesampingkan aspek individual dan lebih menekankan agregasi atribut individual. Misalnya pasar, makroekonomi fokus ke seluruh pasar relatif terhadap satu jenis pasar saja. Apabila di dalam pasar ada individu-individu pembeli, maka kumpulan permintan pembeli dapat disebut sebagai permintaan agregat (aggregate demand). Begitu pula kumpulan penawaran dapat diistilahkan sebagai aggregate supply. Dalam pendekatan agregat, analisis makroekonomi memungkinkan untuk melihat hubungan antara rumah tangga, produsen dan agen-agen lain dalam perekonomian seperti pemerintah dan pihak luar negeri sebagai satu kesatuan aliran barang/jasa dan pendapatan.

v PELAKU-PELAKU EKONOMI

Dalam perekonomian manapun, baik primitif maupun modern, baik kapitalis, sosialis maupun komunis, dapat dibedakan empat kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk selanjutnya kita sebut sebagai pelaku-pelaku ekonomi atau subyek-subyek ekonomi. Ketiga kelompok pelaku-pelaku ekonomi tersebut ialah :

1. Rumah Tangga Keluarga

Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi ini biasa disebut sebagai household, dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula berupa perorangan. Perorangan kita anggap sebagai rumah tangga keluarga beranggota tunggal. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga pada pokoknya meliputi :

a. Menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka miliki dengan mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji, sewa, bunga dan laba sebagi hasil penjualan atau hasil persewaan sumber-sumber daya mereka

b. Membayar pajak

c. Membeli dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa pribadi yang dihasilkan oleh rumah-rumah tangga perusahaan

d. Memanfaati jasa pemakaian barang-barang dan jasa-jasa public yang disediakan oleh pemerintah.

2. Perusahaan

Pelaku-pelaku ekonomi yang tergolong dalam kategori ini mempunyai bentuk yuridis yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk perseroan terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma, perusahaan perseorangan, perusahaan Negara, koperasi dan sebagainya. Rumah-rumah tangga perusahaan, yang dengan singkat kita sebut produsen, perusahaan atau badan usaha melaksanakan kegiatan-kegiatanekonomi yang pada dasarnya adalah seperti dibawah ini :

a. Membeli sumber-sumber daya dari rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah

b. Membayar pajak

c. Memanfaati barang-barang dan jasa-jasa public yang disediakan oleh pemerintah

d. Menggunakan sumber-sumber daya seperti dimaksudkan diatas untuk menghasilkan barang dan jasa

e. Menjual barang dan jasa yang mereka hasilkan, kepada rumah tangga keluarga, rumah tangga pemerintah serta kepada sesama rumah tangga perusahaan

3. Rumah Tangga Pemerintah

Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah, menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti berikut :

a. Membeli sumber-sumber daya (untuk system perekonmian kita terutama sumber daya manusia), barang dan jasa dari rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan.

b. Dengan sumber daya, barang dan jasa yang dibelinya, rumah tangga pemerintah menghasilkan serta menyajikan jasa barang-barang public untuk dapat dimanfaati oleh rumah tangga keluarga dan rumah tangga perusahaan

c. Memungut pajak dari rumahtangga keluarga dan rumah tangga perusahaan dengan maksud antara lain untuk membiayai pembelian barang, jasa serta sumber daya yang diperlukan seperti yang dimaksudkan pada butir (a) diatas

d. Bertindak sebagai pengatur perekonomian, pemerintah berkewajiban :

I. Mengusahakan pembagian pendapatan nasional yang adil

II. Mengusahakan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja yang tinggi

III. Mengusahakan tingkat harga yang relative stabil

IV. Mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang memadai

4. Negara-Negara Lain / Dunia Internasional

Pelaku ekonomi ini menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi antara lain hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada hubungan dengan Rumah Tangga, dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan Rumah tangga

b. Sedangkan pada hubungan dengan Perusahaan, dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai hubungan-hubungan ekonomi diantara ketiga pelaku ekonomi tersebut, dapat diperlihatkan dalam bentuk circular flow diagram seperti yang diligat pada gambar 1.1

· Sumber :

elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_mikro/bab_1.pdf

http://staff.ui.ac.id/internal/060803004/material/IRuangLingkupIlmuEkonomi.pdf

http://organisasi.org/empat-4-sektor-perekonomian-dalam-siklus-aliran-pendapatan-circular-flow-pelajaran-ekonomi-dasar